Rabu, 18 Januari 2012

How I Meet You

Saat ini saya sedang berada dalam keadaan pusing tujuh keliling. Salah satu mata kuliah yang saya nggak ngerti baik dari dosennya ataupun mata kuliah yang beliau ajarkan sampai sistem nilai. Semuanya nggak bisa saya pahami. Udah terlalu pusing saya memikirkan sampai pada akhirnya saya menjadi sangat amat malas untuk memikirkannya lagi. Dalam keadaan galau, saya berhasil menemukan kembali sebuah buku yang sudah saya beli sejak SMA. Buku terbitan dari seorang penulis yang bernama Raditya Dika berjudul Marmut Merah Jambu.

Ada salah satu bab di dalam buku itu yang saya suka. Judulnya How I Meet You. Not Your Mother. Kisah tentang Raditya Dika sendiri bertembu dengan mantan kekasihnya, Sherina Munaf.


 Isinya sih begini :

Bagaimana dua orang bisa bertemu dan jatuh cinta ? Bagi sebagian orang, sesimpel mereka sekelas di sekolah, mereka satu kelas di tempat les, atau sang guru membuat mereka duduk di satu meja. Bagi sebagian yang lain, tidak sesimpel itu. Bisa saja mereka bertemu di sebuah acara di sebuah acara pentas seni, ketika si cowok sedang mau jalan ke dalam, bertemu si cewek, bertukeran pandangan, dan dikenalkan oleh temannya ke cewek tersebut. Bahkan gue pernah liat sendiri, ada yang bermula dari duduk di bioskop 21, tidak sengaja bertanya tentang jam, lanjut ngobrol, dan akhirnya malah lanjut makan bareng. Bagaimana orang bertemu memang aneh, absurd, kompleks. Tidak ada yang tahu pasti kapan soulmate bisa datang. 

Di sinetron, ketemuan dengan soulmate dibuat sangat gampang. Ada satu episode yang gue tonton, di mana si cowok ketemuan sama si cewek pas lagi tabrakan di mall. Mereka tabrakan. Si cowok mangap, si cewek ikutan mangap, pasang lagu D'Masiv, 60 episode kemudian mereka kawin di sebuah pesta dengan make-up berlebihan (biasanya ditambah dengan adegan mantan pacar si cewek ada di luar pesta nikahan, nangis dibawah hujan, sambil teriak "Tidaaaak!"). Seperti lazimnya kita tahu, tabrakan-lalu-kawin ini sering banget dipakai, malah hampir pasti ada di semua sinetron. Now, gue sering banget tabrakan sama orang, dan kalau tabrakan sama orang bisa membuat orang kawin, kayak di sinetron-sinetron itu, mungkin gue udah ratusan kali kawin-cerai.

Sinetron bukan hanya membuat bertemu orang sangat gampang, mereka bahkan membuat seolah-olah orang memang gampang dengan mudah jatuh cinta pada pandangan pertama, pada situasi apapun. Ada satu adegan sinetron lagi yang gue inget, di mana si cowok lagi nyetir mobil malem-malem, dan si cowok gak ngeliat ada si cewek lagi nyebrang. Brak! Si cewek ketabrak sampe mental berdarah-darah. Si cowok turun dari mobil, nyamperin si cewek yang terkapar, dia memegang tangan si cewek, lalu sebelum sempet ngomong apa-apa, si cowok yang sedang memandangi si cewek dengan gaya slow motion dan ada voice over si cowok- malah membatin: 'Wah, dia cantik sekali'. Gue yang waktu ini nonton cuma bisa mikir: Dia cantik sekali ? Woi, itu orang lagi sekarat ! Bentar lagi dia muntah darah, Nyet! Kalo gue nabrak cewek pake mobil sampai mental berdarah-darah, gue bukannya mikir 'dia cantik sekali' tapi gue bakalan mikir 'astaga! Mbak! Tetalpah hidup, Mbak!'. 

Pada kehidupan nyata (kehidupan yang tidak absurd seperti sinetron di mana orang tidur aja pake make-up) bertemu dengan the one sangatlah susah. Jangankan untuk pacaran, untuk kenalan aja sekarang susahnya minta ampun. Tapi, begitu ketemu, kemungkinan besar kita tahu bahwa kita telah menemukan orang yang tepat untuk dipacari.

Gue sangat suka mendengarkan cerita tentang bagaimana orang pertama kali bertemu, cerita untuk dibagi dengan anak-cucu: "Dulu kakek-nenek bertemu sewaktu dikenalin temen di sutu pesta ulang tahun" , atau "Dulu kakek ketemu nenek pas lagi ngantri ATM" , atau kalau mau ala sinetron: "Dulu kakek ketemeu nenek kamu pas kakek lagi nyetir sambil mabok dan nenek kamu hampir mati kehabisan darah" . Cerita bagaimana sepasang kekasih ketemu selalu hal yang menarik untuk didengarkan. Bagaimana semesta  bisa berkonspirasi hingga dua orang bisa actually ketemu memang mendekati keajaiban


Bacaan diatas sangat menarik buat orang seperti saya. Orang yang masih jauh dari the one - nya. Sekian :)

0 komentar:

Posting Komentar