Rabu, 23 November 2011

Review film : Alangkah Lucunya (Negeri ini)



Alangkah Lucunya (Negeri Ini) adalah sebuah film komedi satir yang disutradarai oleh Deddy Mizwar. Film ini sendiri merupakan film pertama Deddy setelah sukses mengarahkan sekuel Naga Bonar, Naga Bonar (Jadi) 2, pada tahun 2007 lalu. Dengan naskah yang ditulis oleh Musfar Yasin (Ketika, Kiamat Sudah Dekat), film ini menampilkan permainan akting dari beberapa pemenang Piala Citra seperti Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Tio Pakusadewo dan Reza Rahadian.
Sarat dengan kritikan moral dan sosial, Alangkah Lucunya (Negeri Ini) mengisahkan mengenai Muluk (Reza Rahadian), seorang pemuda yang setelah dua tahun diwisuda menjadi seorang sarjana, masih belum menemukan pekerjaan yang tepat untuknya. Untungnya, ia tak pernah patah semangat. Ia selalu mendapat dukungan dari sang ayah, Pak Makbul (Deddy Mizwar), serta sang kekasih, Rahma (Sonia).
Suatu ketika, Muluk berkenalan dengan Komet (Angga), seorang pencopet cilik yang dijumpainya di pasar. Oleh Komet, Muluk kemudian dikenalkan dengan Jarot (Tio Pakusadewo), pimpinan dari sekelompok pencopet anak-anak yang seringkali beraksi di masyarakat. Atas pertemuan ini, Muluk kemudian menawarkan sebuah kerjasama pada Jarot. Ia akan melakukan sistem manajemen terhadap setiap penghasilan yang didapat dari setiap pencopet di setiap harinya. Muluk beralasan, dengan cara ini, maka sedikit demi sedikit, uang tersebut akan terkumpul dan para pencopet cilik tersebut nantinya dapat membuka sebuah usaha dan tak perlu lagi mencopet. Dengan mengenakan biaya 10% dari hasil setiap mencopet akan diberikan pada Muluk, Jarot pun setuju menjalani kerjasama tersebut.
Walau mendapat tentangan dari beberapa orang pada awalnya, hubungan Muluk dengan para pencopet cilik tersebut bertambah justru lama-kelamaan malah bertambah dekat. Tidak hanya menjadi manajer uang yang keluar masuk, Muluk kemudian mengajak dua orang temannya, Pipit (Ratu Tika Bravani) dan Samsul (Asrul Dahlan), untuk mengajarkan anak-anak tersebut ilmu kewarganegaraan serta ilmu agama. Hasilnya, kini anak-anak pencopet tersebut telah menjadi orang yang “berpendidikan”, baik secara sosial maupun relijius. Namun, apakah pendidikan mampu membuat mereka untuk berhenti dari mencopet?
Berbagai pertanyaan serta kritik moral dan sosial yang terjalin di sepanjang jalan cerita film ini, tentu saja merupakan sebuah tamparan keras pada mereka orang-orang yang mengaku berpendidikan dan memiliki nilai moral tinggi, namun dengan tega merampas hak-hak rakyat yang seharusnya mereka berikan. Seperti halnya di Naga Bonar (Jadi) 2, segala tema yang mungkin bagi sebagian kalangan, khususnya kaum muda, akan dirasakan terlalu berat dan terkesan menggurui, mampu disampaikan Deddy Mizwar dengan jalan yang lancar, komikal dan dipenuhi anekdot-anekdot politis yang pas ukurannya. Hasilnya, tanpa disadari oleh setiap penontonnya, berbagai pendidikan moral nan relijius mengalir lancar dalam 100 menit masa penayangan film ini.
Naskah cerita yang telah terjalin kuat, ternyata mampu mendapatkan sokongan yang sangat baik dari akting para pemeran film ini. Sebagian aktor yang berperan di dalam film ini, harus diakui, memang para aktor yang telah memiliki jam terbang akting kelas tinggi, seperti Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Tio Pakusadewo, Jaja Mihardja, hingga aktris Rina Hasyim yang mendapat bagian peran pendukung di film ini. Tak heran, departemen akting dari film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) bukanlah sebuah hal yang dapat dipermasalahkan.

Dikutip dari : http://amiratthemovies.wordpress.com

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Film e emang bagus koq ini ren hehehe

Karen Tania Puspaningrum mengatakan...

moso seh ? ahahahahahha

Posting Komentar