Minggu, 18 Desember 2011

Just Family Without "End"

Boyfriend, Closefriend, Bestfriend, semuanya berakhiran "end" dan hanya Family yang tidak berakhiran "end". Orang-orang yang mengerti luar dalam nya kita memang cuma keluarga. Orang-orang yang bisa menerima apa adanya kita ya cuma keluarga. Dan orang-orang yang menjadi tempat berlindung kita memang hanya keluarga. Karena sekarang saya mengalami homesick tingkat akut makanya saat ini pengen membahas tentang keluarga.

Bagi anak yang merantau seperti saya, mungkin jauh dari orangtua adalah pengalaman yang sangat berharga. Disaat jauh dari merekalah baru kita menyadari betapa pentingnya setiap detik yang kita lewati jika bersama mereka dulu. Betapa berharganya setiap senyum yang menyambut kita pada saat pulang sekolah dulu. Betapa luar biasanya waktu yang mereka berikan untuk sekedar menanyakan kabar kita pada hari itu.
Jujur, bagi saya tidak sering bertemu dengan orangtua bukanlah hal yang baru. Karena memang dulu saya juga jarang bertemu dengan orangtua karena kesibukan kami masing-masing. Tapi percayalah, saya sangat menyesal karena begitu sibuk dengan kegiatan dan rutinitas saya yang padat. Saya jarang berada dirumah pada saat mereka ada dirumah. Tugas, pr, kegiatan ekskul, dan lainnya sangat menyita waktu saya untuk bisa berada dirumah. Dan hal yang paling saya sesalkan adalah, disaat waktu terakhir saya sebelum merantau, saya malah menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman terdekat saya. Alasannya klise banget. Takut nggak bisa ketemu lagi sama temen-temen. Tapi ternyata saya juga baru tau kalau orantua saya sebenarnya juga ingin menghabiskan waktu bersama saya sebelum saya pergi merantau, hanya mereka tidak ingin merasa mengekang saya jadinya mereka membiarkan saya menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman.

Sampai sekarang mereka masih rajin menghubungi saya hanya untuk sekedar menanyakan " lagi ngapaiin nduk ? ". Hanya kadang saya nggak bisa selalu menjawab telepon atau membalas sms mereka karena kesibukan baru saya sebagai Mahasiswa Baru di sini. Itu yang membuat saya menyesal kenapa dulu saya tidak banyak menghabiskan waktu dengan mereka. Tapi saya merasa beruntung karena mereka masih bisa mengerti saya.

Trus saya juga sering denger temen-temen di kampus marah-marah karena seminggu udah nggak pulang kampung. Hello bagaimana dengan saya ? Saya udah 7 bulan nggak pulang kampung. Bersyukur aja deh temen-temen kalian baru seminggu nggak pulang dan masih bisa pulang kapan aja kalian mau karena nggak perlu biaya mahal-mahal buat pulang. Bersyukur kampungnya masih bisa dijangkau naik bis. Nggak kayak saya yang mesti 2 kali transit naik pesawat gara-gara nyebrang pulau.

Dan buat temen-temen yang masih bisa ketemu setiap saat sama orangtua nya, jangan pernah sia-siain waktu  dengan orangtua kalian. Karena jika saatnya kalian udah nggak bisa ketemu sama mereka, cuma penyeselan nantinya. Dan itu nggak enak :)

0 komentar:

Posting Komentar